Minyak bumi merupakan substansi yang kental,
mudah terbakar, berwarna kuning sampai hitam yang terkumpul di bawah permukaan
bumi melalui proses alamiah. Minyak bumi berasal dari tumbuhan, alga, bakteri,
jamur dan mikroorganisme yang terakumulasi dalam lapisan sedimen perairan.
Komponen Utama Minyak Bumi
Minyak
Bumi adalah suatu campuran yang sangat kompleks yang terutama terdiri dari
senyawa-senyawa hidrokarbon , yaitu senyawa-senyawa organik di mana setiap
molekulnya hanya mempunyai unsur karbon dan hidrogen saja. Disamping itu dalam
minyak bumi juga terdapat unsur-unsur belerang, nitrogen, oksigen, dan
logam-logam khususnya vanadium, nikel besi dan tembaga, yang terdapat dalam
jumlah yang relatif sedikit yang terikat sebagai senyawa-senyawa organik. Air
dan garam hampir selalu terdapat dalam minyak bumi dalam keadaan terdispersi.
Bahan-bahan bukan hidrokarbon ini biasanya dianggap sebagai kotoran karena pada
umumnya akan memberikan gangguan dalam proses pengolahan minyak bumi dalam
kilang minyak dan berpengaruh jelek terhadap mutu produk.
Berdasarkan
kandungan dalam senyawanya,
komposisi minyak bumi dapat dilihat pada tabel berikut:
Jenis Senyawa
|
Jumlah (%)
|
Contoh
|
Senyawa hidrokarbon
|
90,0 -99,0
|
Alkana, sikloalkana, dan aromatis
|
Senyawa karbon mengandung belerang
|
0,10-7,00
|
Trioalkana(R-S-H)
Alkanatiol
(R-S-H)
|
Senyawa karbon mengandung nitrogen
|
0,01-0,90
|
Pirol (C4H5N)
|
Senyawa karbon mengandung oksigen
|
0,01-0,04
|
Asam
karboksilat (RCOOH)
|
Senyawa organo logam
|
Sangat kecil
|
Senyawa logam nikel
|
Fingerprint
Minyak Bumi
Minyak mentah
dalam sumber geologi mengandung senyawa hidrokarbon, resin dan aspalten.
Senyawa hidrokarbon yang terkandung dapat berupa senyawa hidrokarbon alifatik
dan aromatik. Senyawaan nitrogen, sulfur dan oksigen terdapat pada resin dan
aspalten yang disebut sebagai senyawa polar NSO. Semua senyawa tersebut menjadi
sasaran penelitian geokimia organik untuk mendalami keberadaan minyak bumi pada
suatu cekungan dan proses-proses geologi yang pernah terjadi terhadapnya.
Penggalian informasi keberadaan minyak bumi dilakukan melalui pengkajian
terhadap biomarka. Biomarka atau senyawa penanda biologi merupakan senyawa
organik yang telah menjadi fosil, umumnya berbentuk lipid yang ditemukan secara
utuh atau telah terdegradasi sebagian dalam sampel geologi. Senyawa senyawa
tersebut berasal dari organisme hidup yang telah terendapkan berjuta-juta tahun
dan terjadi perubahan pada gugus fungsi dalam proses geologi, tetapi kerangka
dasarnya tetap sehingga terbentuk suatu karakteristik yang khas.
Identifikasi minyak bumi penting
artinya untuk mengetahui karakteristik (fingerprint) dan asal-usul sumber
minyak bumi tersebut. Pengetahuan mengenai identifikasi minyak bumi dapat
diterapkan pada beberapa kegiatan dalam industri minyak dan gas bumi, misal ;
a.
Kegiatan
Eksplorasi dan Produksi
b.
Kegiatan
Pengolahan
c.
Kegiatan
Lindungan Lingkungan
Pada kegiatan Eksplorasi dan
Produksi, identifikasi minyak bumi dapat digunakan untuk mengetahui kebocoran
pipa pada suatu lapangan minyak atau dalam suatu studi reservoir untuk
mengetahui kontinuitas reservoirnya. Selain itu identifikasi minyak bumi
berguna juga untuk mengetahui karakteristik endapan hidrokarbon dalam suatu
lapisan batuan terhadap lapisan lainnya. Pada kegiatan Pengolahan, identifikasi
minyak bumi dapat digunakan untuk memilih umpan di kilang. Pemilihan umpan ini
dilakukan untuk memenuhi produk dengan spesifikasi tertentu. Sedangkan pada
kegiatan Lindungan Lingkungan, identifikasi minyak bumi ini digunakan untuk
mengenali tumpahan minyak, terutama dari kapal tanker di perairan bebas.
Banyak kemungkinan masuknya minyak
bumi ke lingkungan sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Berdasarkan data
yang dikeluarkan oleh National Academy of Science, Amerika Serikat, besaran
kontribusi masuknya minyak bumi ke lingkungan adalah sebagai berikut:
a.
Produksi
lepas pantai (1,3 %)
b.
Transportasi (34,9 %)
c.
Luruhan
kota (4,9 %)
d.
Rembesan
alami (9,8 %)
e.
Atmosfir (9,8 %)
f.
Luruhan
sungai (26,2 %)
g.
Limbah industry (4,9 %)
h.
Pengolahan (3,3 %)
i.
Limbah domestik (4,9 %)
Proses untuk mengidentifikasi minyak
bumi berdasarkan karakteristik khususnya dapat dilakukan dengan metode yang
bervariasi. Pada umumnya identifikasi minyak bumi dilakukan dengan cara
menganalisis sifat-sifat kimia yang tidak terlalu dipengaruhi oleh proses pelapukan
atau oleh cuaca, misal kandungan hidrokarbon berat, kandungan hidrokarbon poli
aromatik, kandungan Belerang, kandungan Nitrogen, kandungan Nikel dan Vanadium,
dan lain-lain. Sifat-sifat tersebut merupakan penyususun karakteristik
fingerprint minyak bumi yang dapat diketahui menggunakan metoda berikut :
1.
Spektofotometri
Infra Merah, Untuk mengetahui rasio pita serapan gugus
rantai hidrokarbon pada bilangan gelombang tertentu, misal gugus metil,
metilena dan hidrokarbon aromatik.
2.
Kromatografi
Gas – Spektroskopi Massa. Spektroskopi
massa pada umumnya digabung dengan kromatografi gas untuk mengidentifikasi
rasio senyawa-senyawa triterpana dan hopana.
3.
Kromatografi
Gas. Untuk mengetahui pola kromatogram minyak bumi
dan rasio pristana/fitana.
4.
Spektrofotometer
Serapan Atom. Untuk
mengetahui rasio logam-logam dalam minyak bumi, terutama rasio kadar
Vanadium/Nikel.
Fingerprint
dapat diinterpretasikan dalam sebuah grafik yang khas untuk setiap minyak bumi
yang dibor dari sumur yang berbeda.